6 Wejangan Maut Eyang Habibie untuk Pelajar Indonesia


Siapa yang tidak mengenal Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng atau yang lebih akrab dipanggil Eyang Habibie?

Yup, beliau adalah mantan presiden yang menjabat tepat setelah Reformasi tahun 1998 silam.

Selain dikenal sebagai mantan Presiden Indonesia, Eyang Habibie juga dikenal oleh dunia lewat kejeniusannya di bidang ilmu aviasi dan kedirgantaraan. 

Sekilas Mengenai Eyang Habibie dan Prestasinya


Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan dan merupakan salah satu putra terbaik bangsa yang pernah ada. Beliau mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung kemudian terbang ke Jerman Barat untuk melanjutkan studinya.

Beliau merupakan penemu dari crack progression theory (Habibie Theory) dan Habibie factor.

FYI, crack progression theory adalah teori yang dapat menentukan letak titik awal retakan pada sayap pesawat terbang akibat fatigue atau kelelahan material.

Bagian sambungan antara sayap dan badan pesawat merupakan bagian yang rentan karena digempur guncangan yang hebat.

Karena inilah sering terjadi retakan yang awalnya kecil namun dapat menjadi besar. Hal ini sangat berbahaya karena bisa saja sayap pesawat patah saat sedang mengudara.

Dengan crack progression theory, maka ilmuwan dapat menentukan letak keretakan awal yang terjadi pada sayap pesawat terbang sehingga keamanan penerbangan bisa dimaksimalkan.

Catatan: akibat penemuan crack progression theory ini, Eyang Habibie terkenal dengan sebutan Mr. Crack.

Sedangkan Habibie factor adalah adalah suatu faktor yang muncul akibat penemuan Teori Habibie.

Dengan Habibie factor, maka bobot pesawat terbang dapat berkurang drastis sebanyak 10% hingga 25% sehingga mampu meningkatkan manuver pesawat terbang. memudahkan take off, menghemat bahan bakar, hingga memurahkan biaya pembuatan dan perawatan pesawat.

Berbagai prestasi dan capaian yang luar biasa telah menghantarkan beliau pada jabatan Vice President Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah industri pesawat terbang terbesar di Jerman dimana beliau merupakan orang pertama non-Jerman yang menduduki jabatan tersebut.

Beliau juga pernah menerima Von Karman Award, sebuah anugerah di bidang dirgantara yang setara dengan hadiah Nobel.

Masterpiece yang pernah dibuat oleh Eyang Habibie antara lain pesawat N250, CN235, TRANSALL C-160, Hansa Jet 320, Airbus A300, Multi Role Combat Aircraft (MRCA), dan masih banyak lagi.
CN-235
CN235

Kini Eyang Habibie berkarya untuk menerbangkan pesawat R80 yang dipersembahkan khusus sebagai tonggak kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.

Program pembuatan pesawat R80 telah disetujui pemerintah pada Juni 2017 dan menjadi bagian dari Program Strategis Nasional.

Uniknya sumber dana proyek ini tidak sepenuhnya diamanatkan kepada pemerintah melainkan seluruh rakyat Indonesia.

Penggalangan dana dilakukan oleh Regio Aviasi Industri melalui program Dukungan Indonesia untuk R80.

Total biaya yang diperlukan untuk pembuatan R80 adalah 1,6 miliar dollar AS atau sekitar 20 triliun rupiah. Sampai saat ini telah terkumpul dana sebanyak Rp 9.176.906.667 dari 23.739 donatur melalui kampanye KitaBisa.
Pesawat R80
R80

6 Wejangan Eyang Habibie untuk Pelajar Indonesia


Dalam berbagai kesempatan, Eyang Habibie acapkali menyampaikan wejangan-wejangan teruntuk pelajar dan mahasiswa Indonesia dengan harapan generasi muda akan melampaui kesuksesan generasi sebelumnya.

Secara umum, isi nasihat tersebut meliputi pengembangan karakter, kepribadian, dan ilmu pengetahuan generasi muda demi menyambut Indonesia yang lebih baik.

Apa saja nasihat tersebut? Yuk disimak :)

1
Pilih Bidangmu




Salah satu permasalahan klasik yang sering dihadapi oleh pelajar dan mahasiswa Indonesia adalah dilema dalam memilih jurusan atau bidang yang akan ditekuni. Sering terjadi perbedaan keinginan antara orang tua dan anak.

Dalam menyikapi hal ini, Eyang Habibie menyatakan bahwa lebih baik mengedepankan passion anak lalu mengikuti keinginan orang tua.

Mengapa begitu?

Di belahan dunia mana pun, orang yang sukses dalam berbagai bidang merupakan orang-orang yang mencintai bidang yang mereka tekuni. Mereka memiliki hasrat yang menggebu-gebu, yang kita sebut dengan passion.

Bagaimana akan membuahkan hasil yang gemilang kalau tidak mencintai bidang yang dipilih?

Di sisi lain, bukankah seorang anak menjadi "durhaka" ketika tidak mengikuti keinginan orang tua?

Sudah menjadi sebuah fakta bahwa orang tua selalu menginginkan anaknya memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan. Karena demikian, terkadang orang tua terkesan egois dan tidak mau mendengarkan pendapat anak.

Padahal, saya yakin betul bahwa hanya ada satu keinginan di lubuk hatinya yaitu melihat kesuksesan dan kebahagiaan buah hatinya.

Pertanyaan selanjutnya, apakah kesuksesan di bidang pertanian, sastra, teknik, kedokteran, atau pun ilmu sosial itu berbeda? TIDAK!

Mau bidang apa pun itu, namanya sukses ya tetap sukses. Yang salah itu kalau anaknya tidak mencapai kesuksesan. Percuma kuliah kedokteran tetapi asal-asalan dan akhirnya gagal, bukan?

Untuk mengatasi hal ini, peran komunikasi yang baik akan sangat membantu. Anak harus bisa menjelaskan dan membangun kepercayaan dari orang tuanya.

Perlu dicatat baik-baik, selalu kedepankan alasan yang logis dan tutur bahasa yang santun dalam menyampaikan pendapat.

Jadi sebelum kamu memilih bidang tertentu, pastikan bahwa kamu benar-benar mencintainya dan memiliki alasan yang kuat sehingga orang tua bisa memberikan kepercayaannya padamu :)

2
Ungguli Bidangmu




Setelah menemukan bidangmu, maka selanjutnya kamu harus menekuni bidang tersebut dan menjadi unggul.

Menjadi unggul? Siapa takut?

Jika kamu benar-benar mencintai bidang tersebut, seharusnya kamu berusaha lebih keras. Bukan belajar untuk sekadar lulus melainkan belajar untuk memahami lebih dalam.

Tenang saja, hasil yang terbaik akan mengikuti sesuai dengan jerih payah kita.

Jadi nggak usah khawatir mengenai hasilnya, yang penting maksimalkan usaha.

Nah, Eyang Habibie menganggap bahwa salah satu upaya mendasar untuk menekuni dan mendalami bidang kesukaan kita adalah dengan banyak membaca.

FYI, saat kuliah dulu Eyang Habibie hanya tidur 4 jam sehari dan waktunya itu dihabiskan untuk banyak membaca lho! Jadi jangan pernah sia-siakan waktu untuk kegiatan yang tidak berguna ya :)

Bahkan masa-masa sulit di Jerman ketika uang kiriman belum sampai, Eyang Habibie tetap rajin membaca dari pagi sampai malam hari di perpustakaan umum dan hanya makan apel yang disediakan di sana.

Membaca merupakan salah satu sarana untuk memasukkan ilmu pengetahuan ke dalam diri. Dengan membaca, kita menjadi lebih terbuka wawasannya.

Ilmu pengetahuan yang terakumulasi akan sangat bermanfaat baik dalam:
  • Skala kecil seperti menghadapi ujian sekolah, dan
  • Skala yang lebih besar yaitu pengambilan keputusan di kehidupan luar sekolah.

Selain itu, ilmu pengetahuan yang sifatnya terapan selalu dilandaskan pada ilmu-ilmu dasar yang disusun seperti kepingan puzzle. Bagaimana kita mengetahui ilmu-ilmu dasar tanpa banyak membaca?

Mari kaji lebih dalam mengenai permasalahan klasik para pelajar ketika dihadapkan pada banyak bidang ilmu.

Bagaimana jika ada mata kuliah yang tidak kita sukai?

Kalau ada mata kuliah yang tidak kita sukai, tidak masalah. Tidak perlu memaksakan hasil yang bagus pada mata kuliah tersebut. Minimal lulus saja karena akan merepotkan kalau harus mengulang.

Sebagai gantinya, kita harus memaksimalkan usaha pada mata kuliah yang kita senangi. Selami lebih dalam, temukan masalah di bidang tersebut dan coba cari solusinya.

Raih kejeniusan pada bidang yang disenangi! Dengan begitu kita akan memiliki kemampuan yang spesifik dan tajam.

3
Tim dan Kerja Sama




Eyang Habibie juga menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan bekerja sama bagi para pelajar.

Kemampuan individual yang baik akan optimal seutuhnya jika individu tersebut tergabung dalam sebuah tim dengan karakter dan lingkungan yang baik.

Yang harus diperhatikan bahwa kemampuan setiap individu dalam tim haruslah cemerlang karena kemampuan individu adalah modal utamanya. Kerja sama berperan untuk meningkatkan added value.

Dengan bekerja sama, hal yang tidak mungkin dicapai individu bisa diwujudkan terutama jika cakupan tujuannya luas.

Hal ini dicontohkan Eyang Habibie pada pembuatan pesawat R80 yang melibatkan kontribusi lebih dari 23.739 orang baik yang menyumbangkan ide, keterampilan, maupun harta.

Pelajaran yang bisa dipetik adalah bukan berapa dana yang dikumpulkan melainkan bukti bahwa R80 seutuhnya milik bangsa Indonesia sebagai hasil kerja sama yang nyata.

4
Agama, Budaya, Perasaan




Agama merupakan sekumpulan aturan dan ketentuan yang datangnya dari Tuhan sedangkan kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.

Keduanya harus disinergiskan secara positif untuk menghasilkan karakter manusia yang unggul. Apabila manusia sudah memiliki karakter, kualitasnya tidak perlu diragukan.

Aspek perasaan yang dibahas di sini merujuk pada nasionalisme dan bangga dilahirkan sebagai putra Bumi Pertiwi.

Dengan berbekal perasaan ini, sudah sepatutnya para putra terbaik bangsa yang menuntut ilmu di negeri orang untuk pulang dan membangun tanah air tercinta.

Hal ini sudah dicontohkan oleh Eyang Habibie. Beliau seharusnya pergi menuntut ilmu aviasi dan kedirgantaraan ke Belanda tetapi akhirnya ke Jeman karena kondisi politik saat itu tidak memungkinkan untuk pergi ke Belanda.

Pada tahun 1974, Soeharto memanggil pulang Habibie untuk membangun Indonesia melalui ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Bahkan beliau rela menerima warisan pahit dari akhir orde baru yang dramatis berupa kursi kepemimpinan RI 1 yang penuh dengan hiruk pikuk permasalahan dan situasi politik yang teramat genting pasca Reformasi.

Semua dilakukan karena kecintaannya terhadap Bumi Pertiwi.

Karena kalau bukan kita yang membangun Indonesia, siapa lagi?

5
Gadget4Productivity




Berawal dari kebiasaan cucunya, Eyang akhirnya menyampaikan nasihat yang sangat pas untuk pelajar dan mahasiswa zaman now.

Nasihat tersebut adalah mengenai penggunaan gawai atau perangkat cerdas secara berlebihan yang marak terjadi belakangan ini.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran gawai merupakan suatu kemajuan teknologi yang konstruktif karena memudahkan berbagai aktivitas manusia.

Namun kehadirannya juga bisa menyebabkan dampak negatif. Banyak dari kita yang menjadi lupa waktu bahkan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya karena terlalu asyik bermain gawai.

Hal ini sudah pernah saya alami khususnya ketika "nongkrong" bersama rekan-rekan. Esensinya dari nongkrong adalah berinteraksi secara eksklusif, bukan asyik sendiri bermain gawai dan menghiraukan sekitar.

Eyang Habibie berpesan agar penggunaan gawai selalu diorientasikan pada produktivitas dan efektivitas karena hidup di dunia nyata bukanlah suatu perjudian melainkan hasil kerja keras.

Akan tetapi bukan berarti kita tidak boleh bermain gawai. Boleh asalkan pada porsi yang sewajarnya tetapi lebih baik lagi kalau dialihkan untuk kegiatan bermanfaat seperti membaca atau menekuni minat.

So, pastikan gawai tidak lebih cerdas darimu :)

6
Konsisten




Konsistensi merupakan keteguhan hati untuk melakukan hal positif secara rutin dan terencana.

Konsistensi teramat penting dilakukan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan menghasilkan hasil yang konsisten juga, tidak sekadar "angin lewat".

Konsistensi menjadi amat penting bagi pelajar karena ilmu pengetahuan tidak memiliki ujung. Setiap hari selalu ada ilmu baru yang dapat dipelajari.

Jika kamu dihinggapi kemalasan untuk konsisten, ingatlah bahwa kamu adalah seorang yang beruntung di antara 4,1 juta anak di luar sana yang tidak bisa bersekolah (Kemendikbud, 2017). Manfaatkan kesempatan di bangku sekolah dengan menuntut ilmu sebaik-baiknya.

Keberhasilan bukan hasil dari sebuah upaya melainkan kumpulan upaya.


Nonton Video Yuk!


Berikut merupakan beberapa video yang saya jadikan sumber dalam menulis kali ini, mari disimak untuk memacu tekad dan semangat dalam diri (sumber: YouTube).






Simpulan...


Eyang Habibie sering kali menekankan berbagai nasihat kepada para generasi muda guna membina dan mengiringi setiap proses yang dilalui.

Proses yang dilalui akan menentukan hasil yang akan dipetik. Proses yang bertabur kebaikan akan menumbuhkan hasil yang penuh kebaikan pula.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa terletak pada pelajar karena pelajar merupakan iron stock atau calon pemimpin bangsa masa depan.

Dengan menyiapkan generasi muda yang berkualitas dari segi karakter dan keterampilannya, kebaikan akan senantiasa menaungi tanah air, Insya Allah.
Yusuf Noer Arifin

Menyukai kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Untuk menghubungi saya, silakan kunjungi halaman kontak ya!

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini. Jika berkenan, mohon tinggalkan komentar dengan bahasa yang santun dan tanpa tautan. Semua komentar selalu dibaca meskipun tak semuanya dibalas. Harap maklum dan terima kasih :)

Previous Post Next Post