Dasar
Vitamin C (Asam Askorbat) memiliki daya reduksi yang tinggi sehingga dapat digolongkan sebagai reduktor kuat. Dengan demikian, vitamin C dapat ditetapkan kadarnya secara titrasi Iodimetri. Vitamin C (Asam Askorbat) dapat dititar dengan I2 dan mengalami oksidasi menjadi Asam Dehidroaskorbat. Sebagai indikator digunakan kanji yang ditambahkan pada awal titrasi dengan TA biru.
Reaksi
Asam Askorbat + I2 --> Asam Dihdroaskorbat + 2 HI
"Maaf saya belum bisa bikin strukturnya karena belum nemu softwarenya :)"
Tujuan
Menetapkan kadar Vitamin C (Asam Askorbat) secara titrasi Iodimetri
Alat dan Bahan
Alat
- Kaca arloji
- Erlenmeyer asah
- Buret 50 mL
- Corong
- Piala gelas 400 dan 800 mL
- Labu semprot
- Pipet tetes
- Statif dan klem
- Alas titar dan alas baca buret
Bahan
- Sampel tablet vitamin C
- Air suling
- I2 0,05 N
- Indikator kanji
- Kertas saring penyeka
- Kertas pengganjal corong
Cara Kerja
- Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata dengan rapi di atas meja kerja,
- Ditimbang 3 tablet vitamin C, kemudian bobotnya dirata – ratakan (bobotnya ketiga tabletnya dijumlah kemudian dibagi 3),
- Tablet yang sudah dirata – ratakan dihaluskan (digerus),
- Serbuk yang telah digerus kemudian dimasukkan ke tabung reaksi dan digunakan sebagai sampel,
- Ditimbang ± 0,1 gram vitamin C yang sudah dihaluskan menjadi serbuk tadi,
- Diencerkan dengan ± 100 ml air, kemudian ditambahkan indikator kanji secukupnya,
- Larutan kemudian dititar dengan I2 0,05 N hingga TA biru, dan
- Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo namun selisih volume penitar tidak perlu maksimal 0,10 mL.
Perhitungan
- % vit. C simplo dan duplo = kadar vitamin C yang terkandung dalam 0,1 gram sampel yang ditimbang
- % vit. C rata – rata = kadar rata – rata vitamin C dalam 0,1 gram sampel yang ditimbang
- mg vit. C / tablet = kadar vit. C (dalam satuan milligram) yang terkandung dalam satu tablet vitamin C
- mg vit. C / tablet (rata – rata) = kadar rata - rata vit. C (dalam satuan milligram) yang terkandung dalam satu butir tablet vitamin C
- Vp simplo = volume penitar yang dibutuhkan (simplo)
- Vp duplo = volume penitar yang dibutuhkan (duplo)
- mg sampel = mg serbuk vitamin C yang ditimbang (± 0,1 gram)
- rata – rata bobot sampel = bobot rata – rata dari 3 tablet yang ditimbang
- Bst vitamin C adalah 1/2 Mr, yaitu 88.
Pembahasan
Metode Iodimetri merupakan metode
redoks dimana menggunakan larutan baku Iodium (I2) sebagai titran.
Jenis penitarannya tergolong langsung, dengan titrat bersifat reduktor. Digunakan
Erlenmeyer asah karena I2 merupakan zat yang mudah menyublim, jika I2
menyublim konsentrasinya akan terus berkurang sehingga menimbulkan kesalahan
negatif.
Indikator yang digunakan pada
titrasi Iodimetri adalah indikator kanji (amilosa) yang akan menghasilkan warna
biru ketika bereaksi dengan I2. Berkebalikan dengan metode Iodometri
(umumnya penambahan kanji pada metode Iodometri dilakukan menjelang TA),
penambahan kanji pada metode Iodimetri dilakukan pada awal titrasi karena pada
Erlenmeyer asah tidak ada I2 (Iod digunakan sebagai titran bukan
titrat).
Dilihat dari strukuturnya, vitamin
C (Asam Askorbat) memiliki daya reduksi tinggi sehingga bersifat reduktor kuat.
Hal ini menyebabkan vitamin C dapat ditetapkan kadarnya dengan metode Iodimetri
dimana titran sebagai oksidator dan titrat sebagai reduktor. Oksidasi Asam
Askorbat akan menghasilkan Asam Dehidroaskorbat dan saat mencapai TA, seluruh
Asam Askorbat telah teroksidasi sehingga kelebihan 1 tetes larutan I2 akan
memberikan warna biru karena I2 akan bereaksi dengan indikator kanji
membentuk kompleks berwarna biru.
Bst Asam Askorbat adalah 1/2 Mr
karena dalam reaksi ada 2 atom I yang terlibat. Pada saat penitaran, seharusnya
selisih maksimum volume penitar antara simplo dan duplo maksimal 0,10 ml. Akan
tetapi hal ini hanya berlaku jika simplo duplo dilakukan dari larutan yang
sama, atau dengan kata lain duplo yang dilakukan adalah duplo pemipetan. Akan tetapi, dalam penetapan kadar vitamin C ini,
duplo yang dilakukan adalah duplo penimbangan sehingga tidak mengapa jika
selisih volume penitar antara simplo dan duplo melebihi 0,10 ml. Dalam
menetapkan kadar vitamin C dalam tablet vitamin, biasanya kadar dihitung dalam
satuan massa per satu tablet. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung kadar vitamin C (satuan persen) dalam sejumlah
sampel yang ditimbang. Pada prosedur di atas, jumlah sampel yang ditimbang
adalah ± 0,1 gram. Jadi, kita harus menghitung dahulu kadar vitamin C dalam 0,1
gram tersebut. Setelah kita mendapatkan kadar dalam sampel 0,1 gram, maka kita
dapat menggunakan perbandingan untuk menghitung kadar (satuan mg) per tablet.
Atas alasan inilah kita perlu mengetahui bobot rata – rata satu tablet vitamin
C dengan menimbang 3 butir tablet lalu dirata – ratakan, pada umumnya tablet
vitamin C berbobot 500 mg
Daftar Pustaka
Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R. Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.