Penetapan Kadar Campuran Na2CO3 dan NaHCO3 Cara Warder


Prolog

Assalamualaikum! Akhirnya tiba juga waktu senggang saya untuk posting di gubuk sederhana ini karena padatnya jadwal sekolah gan. Alhamdulillah sih libur puasa tahun ini lebih lama daripada tahun–tahun sebelumnya.

Bagaimanapun juga ini harus disyukurin soalnya jarang banget kejadian bahkan saya baru ngalamin ini semenjak ane kelas 10 (saya menulis ini di akhir kelas 11 mau ke 12).

Lanjut ke topik utama, Alhamdulillah ane udah nyampe di penghujung kelas 11, Insya Allah tinggal nunggu bagi raport tanggal 25 Juli. Nah kali ini ane mau share materi Lab yang udah dipelajarin di kelas 11 ini. Apa aja yang bakal jadi topik utama kita, yuk cekidot! (Karena penetapannya itu banyak banget jadi ane gak nulis judulnya gan)
  1. Analisis Volumetri, meliputi Netralisasi, Permangganatometri, Iodo – Iodimetri, Argentometri, Kompleksometri, dan Aplikasi Analisis Air.
  2. Analisis Instrumen, dan
  3. Analisis Mikrobiologi.

Penetapan Kadar Campuran Na2CO3 dan NaHCO3 Cara Warder

Dasar

Campuran Na2CO3 dan NaHCO3 bersifat basa sehingga dapat dititar dengan HCl, awalnya dengan indikator PP kemudian dengan indikator SM. Pertama – tama, Na2CO3 akan bereaksi dengan HCl membentuk NaHCO3 sehingga didapat TA pada suasana sedikit basa (warna TA PP = merah muda seulas dengan range pH PP = ± 8,0 – 9,8). Setelah itu, NaHCO3 hasil reaksi pertama akan bergabung dengan NaHCO3 dari sampel dan bereaksi dengan HCl dengan TA sedikit asam (warna TA SM = sindur, range pH SM =  ± 3,1 – 4,5).

Reaksi

Na2CO3 + HCl (ind. PP) --> NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl (ind. SM) --> NaCl + H2CO3
H2CO3 --> H2O + CO2

Tujuan

Menetapkan kadar Na2CO3 dan NaHCO3 Cara Warder dalam sampel campuran.

Alat dan Bahan

Alat

  • Pipet volumetri 10 mL dan bulb
  • Erlenmeyer
  • Buret 50 mL
  • Corong
  • Piala gelas 400 dan 800 mL
  • Labu semprot
  • Pipet tetes
  • Pembakar teklu
  • Kaki tiga dan kasa asbes
  • Statif dan klem
  • Alas titar dan alas baca buret

Bahan

  • Sampel campuran Na2CO3 dan NaHCO3
  • Air suling
  • HCl 0,05 N
  • Indikator PP dan SM
  • Kertas saring penyeka
  • Kertas pengganjal corong
  • Korek api
 

Cara Kerja

  1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata di atas meja kerja,
  2. Dipipet 10,00 mL sampel campuran Na2CO3 dan NaHCO3 ke dalam erlenmeyer, kemudian diencerkan dengan air suling hingga volumenya 100 mL,
  3. Larutan diteteskan 2 – 3 tetes indikator PP
  4. Larutan dititar dengan HCl 0,05 N hingga mencapai TA (Titik Akhir) berwarna merah muda seulas,
  5. Dicatat volume HCl 0,05 N yang dibutuhkan,
  6. Masih pada larutan yang sama, larutan di erlenmeyer tadi diteteskan indikator SM sebanyak 2 – 3 tetes,
  7. Larutan dititar kembali dengan HCl 0,05 N sehingga mencapai TA sindur,
  8. Volume HCl 0,05 N yang dibutuhkan dicatat kembali,
  9. Larutan dididihkan kemudian didinginkan, apabila larutan menjadi kuning maka dititar kembali dengan HCl 0,05 N sampai TA sindur, dan
  10. Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo dengan selisih volume penitar maksimal 0,10 mL.

Perhitungan



Keterangan

FP adalah faktor pengenceran
a ml adalah volume titran yang dibutuhkan saat penitaran pertama (indikatornya PP)
b ml adalah volume titran yang dibutuhkan saat penitaran kedua (indikatornya SM)
Np adalah normalitas penitar
Bst NaHCO3 adalah Mr, yaitu84
Bst Na2CO3 adalah ½ Mr, yaitu 53

Pembahasan 

Dalam penetapan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3 cara Warder ini digunakan HCl sebagai titran karena campuran Na2CO3 dan NaHCO3 bersifat basa, sedangkan HCl bersifat asam sehingga keduanya dapat saling bereaksi. Metode ini sering disebut netralisasi karena sifat reaksi antara asam dan basa adalah reaksi netralisasi.

Baca juga:

Indikator merupakan syarat yang penting bagi titrasi. Pada netralisasi, indikator yang digunakan adalah indikator pH yang bekerja dengan perubahan warna yang tajam pada pH tertentu. Kali ini digunakan indikator PP pada penitaran pertama dan SM pada penitaran kedua. Pada penitaran pertama,  Na2CO3 akan bereaksi dengan HCl membentuk NaCl dan NaHCO3, dimana NaHCO3 adalah garam yang bersifat basa sehingga digunakan indikator yang bekerja pada suasana basa yaitu Phenol Ptalein (PP). Akan tetapi pad penitaran kedua digunakan indikator Sindur Methyl (SM) yang bekerja pada suasana asam.

Berikut dijelaskan pembuktian perhitungan menurut Warder (klik untuk zoom)
Setelah TA pada penitaran kedua tercapai, maka perlu dilakukan pendidihan untuk menguraikan H2CO3 yang terbentuk, jika warna larutan menjadi kuning maka perlu dilakukan penitaran kembali hingga TA tercapai (sindur). Dalam analisis volumetri, tahapan analisis dilakukan minimal duplo (dua kali pengerjaan) karena untuk memastikan data yang diperoleh akurat dan selisih volume titran yang diperbolehkan maksimal 0,1 mL apabila dilakukan duplo pemipetan (contoh : 9,80 dan 9,90 mL), jika lebih maka dilakukan triplo. Akan tetapi selisih volume titran maksimal 0,1 mL ini tidak berlaku apabila duplo yang dilakukan adalah penimbangan.

Daftar Pustaka

Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R. Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.
penetapan kadar na2co3 dan nahco3 warder
Yusuf Noer Arifin

Menyukai kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Untuk menghubungi saya, silakan kunjungi halaman kontak ya!

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini. Jika berkenan, mohon tinggalkan komentar dengan bahasa yang santun dan tanpa tautan. Semua komentar selalu dibaca meskipun tak semuanya dibalas. Harap maklum dan terima kasih :)

Previous Post Next Post